Semakin hari semakin banyak Ibu yang memposting (di Instagram) kegiatan bermain di rumah dengan anaknya, seneng deh lihat aktifitas yang dipersiapkan Ibu-ibu berdedikasi itu. Kadang bikin terperangah saking “WOW kok kepikiran ya bermain itu!” atau WOW! kok sempet aja bikin DIY game serapih itu!”, dan komen-komen dengan nada serupa, hehe. Salah satunya adalah Ibu yang akrab dipanggil Iput, dan dikenal sebagai @iburakarayi di Instagramnya.
Hello Iput, bisa cerita tentang latar belakang dirimu? Hai, aku Iput! Aku anak pertama dari dua bersaudara (keduanya perempuan). Alhamdulillah, sekarang jadi yang paling cantik di rumah karena kedua anakku adalah laki-laki: Muhammad Raka Radithya Anwar (4 tahun) dan Ibrahim Rayi Prayata Anwar (4 bulan) hehe. Mengurus dua anak laki-laki adalah hal baru buatku, jadi justru banyak belajar tentang mengurus anak laki-laki itu dari suami. Sekitar 3 tahun yang lalu, aku menyelesaikan pendidikan Magister Psikologi Profesi di UGM Yogyakarta. Peminatan yang aku ambil sejak S1 adalah Psikologi Pendidikan (S1 di Psikologi Atma Jaya Jakarta).
Bisa ceritakan kesibukan saat ini (selain jadi Ibu super bagi Raka dan Rayi)? Selain bertugas sebagai ibu, aku juga menjadi freelancer di beberapa biro psikologi. Alhamdulillah bidang kerjaku memungkinkan aku untuk bisa merasakan jadi ibu rumah tangga sekaligus menjadi wanita yang bekerja. Tapi kalau dilihat-lihat waktu kerjanya, aku lebih banyak di rumah ketimbang di luar rumah. Biasanya kalau ada kerjaan di luar hanya untuk melakukan pengetesan atau wawancara, selebihnya di rumah untuk menyelesaikan laporan hasil tes. Buat aku anak-anak dan suami yang utama, jadi diambil atau tidaknya suatu kerjaan tergantung dari kondisi rumah atau keluarga, tergantung diijinkan suami atau tidak, dan anak-anak kondisinya sedang fit atau tidak. Sejak hamil Rayi 8 bulan aku belum ambil kerjaan lagi hingga saat ini karena masih ingin fokus sama anak-anak di rumah. InsyaAllah bulan depan baru akan mulai ambil kerjaan lagi.
Sejak kapan mulai “bermain” dengan anak-anak? Sepertinya “bermain” dengan anak-anak memang sudah jadi passion aku sejak dulu. Aku senang terlibat dengan berbagai kegiatan yang melibatkan anak-anak. Saat kuliah S1, aku beberapa kali terlibat dalam kegiatan dimana pesertanya adalah anak-anak, seperti bergabung dengan tim pelatihan di sekolah-sekolah dan kegiatan summer camp untuk anak-anak usia TK-SD. Aku juga pernah jadi guru di sebuah preschool sejak tahun terakhir kuliah S1 sebelum akhirnya harus berhenti karena akan ‘hijrah’ ke Jogja untuk meneruskan pendidikan S2. Bahkan ketika mengerjakan tesis S2 pun aku sengaja memilih lokasi penelitian di TK supaya bisa sambil bermain dengan anak-anak dan jadi semangat untuk mengambil data hihihi… Kalau bermain dengan Raka Rayi tentu sejak bayi, tapi mulai memposting kegiatan ‘belajar’ Raka dengan hashtag(#) madebyraka itu kurang lebih sejak Raka usia 2 tahun.
Selama ini dapat inspirasi bermain dari mana saja? Aku paling sering cari inspirasi bermain dari Pinterest dan subscribe channel PBS Parents di You Tube. Untuk ide awalnya sendiri biasanya tergantung dari Raka. Apa yang sedang menjadi ketertarikan Raka berusaha aku fasilitasi dengan mencari inspirasi kegiatan dari Pinterest atau You Tube.
Di Instagram, banyak Ibu yang sharing aktifitas bermainnya dengan anak.. Apakah ada rekomendasi buat Ibu lain, kalau mau “mem-follow”? Nah di Instagram juga sekarang Alhamdulillah udah banyak banget ya ibu-ibu yang kreatif untuk memfasilitasi anak-anaknya belajar di rumah.. yang tentunya sangat hits adalah ibunya daffa @stellasutjiadi dan mamanya Armand @zakiahrizky. Lalu aku juga suka sama ide-ide bermain dari mamanya Katya @retioktania karena banyak science nya jadi bisa dicontek untuk ide bermainnya Raka.
Bulan Agustus lalu, Iput mem-posting video Raka sedang berbicara tentang fungsi alat pencernaan dengan fasih. Untuk anak yang belum juga berusia 4 tahun kala itu, saya cukup terkesima dengan cara Raka dan “alat peraga” yang dipersiapkan bersama oleh Iput dan Raka.
Aku sangat terkesan dengan aktifitas mengenal tubuh.. Apalagi Raka yang bisa dengan lugas menceritakan tentang bagaimana makanan dicerna. Hohoho. Bisa ceritakan tentang “tema” ini? Wih makasih ya, Cha, hehe.. Iya itu kebetulan karena Raka lagi banyak tanya tentang bagian tubuh, tentang gimana makanan bisa masuk perut, tentang oksigen, dsb. Akhirnya aku beliin buku Ensiklopedia Cilik yang tentang Tubuh Kita. Ternyata abis baca buku itu dia malah makin banyak tanya, hahaha.. akhirnya aku cari-cari inspirasi kegiatan yang bisa memudahkan anak seumur Raka memahami kerja organ tubuh, dan jadilah “prakarya” organ tubuh yang aku posting di Instagram itu. Terakhir juga kami belajar tentang nama-nama gigi dan fungsinya, dan setelah itu masih ada utang proyek untuk menjelaskan tentang fungsi lidah dan bagaimana lidah mengecap rasa manis, asin, dst 🙂
Wah! Mantap. Nanti dicontek yaa idenya 😀 Ada tips bermain dengan anak agar engaged with the activities? Disesuaikan dengan usia, minat dan karakter tiap anak. Pasti sudah banyak mendengar tentang gaya belajar audio, visual, dan kinestetik. Ada anak yang lebih mudah memahami sesuatu cukup dengan mendengar, ada yang dengan melihat, ada yang perlu bergerak atau praktek, dan ada yang kombinasi dari dua atau ketiganya. Contoh sederhananya adalah aktivitas bercerita. Ada anak-anak yang mudah menangkap cerita hanya dengan melihat gambar dari buku yang berwarna-warni atau membacanya sendiri (bila sudah bisa membaca) dan ada yang lebih tertarik bila ceritanya disampaikan oleh orang lain (mendengar dongeng). Kalau anaknya aktif, kegiatan apapun sebaiknya dikombinasi dengan aktivitas bergerak, seperti melompat, berlari, memanjat, menari, dsb. Kalau anaknya berminat dengan seni lukis, kegiatan yang diberikan dapat disertai dengan aktivitas menggambar atau mewarnai. Tapi yang paling penting adalah disesuaikan dengan usia dan kemampuan anak. Jangan terlalu sulit tapi juga jangan terlalu mudah dalam memilih dan memberikan aktivitas untuk anak.
Memang beda ya jawaban dari Psikolog, haha. Iya, setuju sekali dengan jawabannya. Lalu, apa ada perlengkapan/ peralatan khusus yang menunjang dalam bermain? Kertas putih, kertas warna-warni, dan alat mewarnai (krayon, spidol, pensil mewarnai, dan cat air) wajib ada di rumah. Aku senang pakai krayon “Color Peps Smart Plastic” dari Maped. Karena kalau dipakai tidak kotor di tangan dan sisa-sisa mewarnainya tidak akan mengotori kertas seperti krayon pada umumnya. Aku juga ‘koleksi’ karton, kardus, dan kaleng bekas yang kira-kira bisa dipakai untuk membuat mainan baru. Kebiasaan yang satu ini udah ‘menular’ ke Raka, sampai-sampai kadang kotak karton yang masih digunakan juga diambil oleh Raka dengan alasan ia ingin membuat mainan atau wayang dari kotak itu hihihi.
Cocok deh dengan hobby aku yang juga menyimpan recyclable materials buat dijadikan mainan anak-anak :D. Nah, selain kegiatan2 di rumah, apakah keluarga kalian ada kegiatan bersama yang sering dilakukan? Ada. Aku dan Raka berenang minimal sekali dalam seminggu, biasanya setiap hari Selasa atau Rabu. Setiap weekend wajib berkunjung ke rumah kakek neneknya Raka Rayi yang kebetulan lokasi rumahnya tidak terlalu jauh dari rumah kami. Sebisa mungkin dalam sebulan kami menyempatkan ‘jalan-jalan’ ke tempat baru yang menyenangkan untuk anak-anak (untuk yang satu ini aku sering cari inspirasi dari liburananak.com. Lalu setiap 4-6 bulan sekali, kami bersama-sama memilih pakaian dan mainan lama yang masih layak digunakan untuk disumbangkan ke panti asuhan.
Setuju banget! Aku senang tempat jalan-jalannya: we should always be a tourist in our own town (menjelajahi kota), mengunjungi tempat di mana anak bisa berinteraksi dengan community helpers, seperti ke peternakan, perpustakaan, kantor pos, kantor polisi, kantor pemadam kebakaran, dll. Buat yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya, nampaknya Rimba Baca bisa dijadikan salah satu tempat kongkow anak yang menyenangkan sekali!
Oke, pertanyaan terakhir, berhubung dirimu Psikolog dan Ibu yang tampak sabar (hehe). Saat ini Azka sudah mulai “agak susah” jika diminta sesuatu, pasti dia melakukan yang sebaliknya – plus saat ini Khalif yang berusia 2 tahun cukup menantang dengan “the terrific two”nya. Ada metode khusus kah dalam memahami anak-anak ini? (hehe)
Anak-anak pada dasarnya memang senang eksplorasi dan eksperimen, termasuk eksperimen respon orang tuanya kalau dia melakukan sesuatu hehe.. Jika anak usia 2-4 tahun sedang mengembangkan kemandirian, anak 4-5 tahun sedang mengembangkan inisiatif. Jadi cara menegur anak memang harus diperhatikan agar tidak mengakibatkan anak di lain waktu jadi kurang berani dan takut salah atau takut mencoba. Kalau dari aku pribadi nggak ada metode khusus, sih.. Disesuaikan aja sama situasi, kondisi, dan mood si anak aja. Ketika situasi, kondisi, dan mood anak lagi ‘enak’ bisa saja anak diajak diskusi saat itu juga tentang kenapa anak harus dengar apa kata orang tua, apa manfaatnya buat dia, dan bagaimana bila dia ‘nggak nurut’. Intinya jangan sekali-kali mengajak anak bicara apalagi diskusi ketika dia sedang marah, nangis, bete, rewel, dan kawan-kawannya hehehe..
Kalau situasi kondisinya mengharuskan anak untuk segera melakukan apa yang kita minta (misal harus segera mandi karena mau sekolah, harus berhenti lari-lari di jalan karena bahaya, atau ketika anak sedang merusak sesuatu) kita nya tentu harus tegas dan lebih ke arah memberi perintah, kalau perlu anak bisa kena time out bila tidak ikut perintah orang tua. Baru di lain waktu atau ketika situasinya sudah santai, orang tua mengajak anak berdiskusi tentang apa yang telah terjadi. Time out aplikasinya bisa beragam, nggak melulu dikurung di ruangan atau anak disuruh diam di pojok ruangan, tapi orang tua mendiamkan anak dan tidak memberi perhatian juga sudah bentuk dari time out. Dalam hal ini anak akan belajar tentang konsekuensi dari perilakunya. Pemberian time out juga harus konsisten, kalau ‘belang-bentong’ alias sekarang boleh besok nggak boleh dan sebaliknya, anak bisa-bisa jadi akan menggampangkan aturan.
Baiklah..! Itu dia sih, konsistensi ya. Kadang aku merasanya masih suka permisif, kadang bolehin – kadang enggak, belum lagi Papa-nya yang memang konsisten bilang enggak untuk hal-hal terentu tapi sering kali aku IYA kan, for the sake of menghindari whining dan kawan-kawannya 😉
Thank you Iput atas waktu dan kesediaannya untuk berbagi dan bercerita disela-sela kesibukannya mengurus anak bayi dan preschooler. Semoga selalu berkah keluarganya, salam sayang untuk Raka dan Rayi..! Tetap berkarya yaa Ibu dan #madebyraka…!
Kreatif sekali!
Iyaa, kreatif dan berdedikasi sekali Ibu-ibu ini…!
Yg ini keren jugaaa.. ijin share *lagi*. Hehe.. makasih banyak, mbaa..
Thank you juga udah bantu nge-share Mbaa…! 😀
Ijin contoh ide nya ya bu… di rmh ada ensiklopedi junior tubuh manusia juga..