Sebulan #DiRumahAja

Rasanya sudah terlalu lama ga menulis di blog, trus jadi bingung sendiri mau memulai cerita dari mana dan tentang apa? Tapi kupaksakan jari-jari ini untuk terus mengetik diiringi alunan melodi dari Ammy Kurniawan yang tiba-tiba saja nama ini muncul untuk saya search di Spotify berkat sebuah akun yang baru saya follow di Instagram, sebut saja nama akun tersebut @srizzati – yang juga baru saya ketahui keberadaannya 15 menit yang lalu, berkat ngobrol dengan anak magang di Pustakalana yang juga baru saya kenal 7 hari terakhir, terima kasih Vinny, saya jadi follow Izzati yang keren!

YUPS! Sebulan sudah #dirumahaja. Walau intensitas bermain Instagram tetap dalam batasan normal, namun ada 1 waktu di minggu lalu saya kayak terus-menerus explore Instagram. Dan hasilnya? Oh men… Saya anaknya lemah sama para influencer (baik tante-tante, adik-adik, kakak-kakak, babang-babang, atau yang sepantaran) kece yang bertebaran di jagad dunia maya ini. Padahal biasanya saya super hati-hati dalam klik tombol “follow”, namun dua minggu terakhir terasa begitu mudahnya menekal tombol itu. Follow orang di Instagram, sebagaimana yang mungkin kalian rasakan (?), kadang menjadi counter productive – karena para orang-orang keren ini alih-alih memberi inspirasi, kadang membuat diri ini demotivasi karena mau-ga-mau sering kali jadi mengukur pengalaman kita dan pencapaian kita dengan membandingkan diri dengan mereka-mereka ini. Sebel juga sih, maksudnya saya sebel sama diri saya sendiri kenapa lagi-lagi termakan sama pesona pencitraan di Instagram x)

IMG20171129140033
Sebuah foto pertama di smartphone saya (2017) yang ga ada hubungannya sama isi postingan ini – tapi buat reminder aja untuk “Make things not excuses” 

Etapi bukan berarti semua influencer ini maksudnya adalah pencitraan yah, tentu saja sebagian besar yang akhirnya saya follow adalah karena melihat bahwa citra yang disampaikan selaras dengan keseharian mereka (walau saya juga ga tahu keseharian mereka gimana, tapi “kesan”nya ga fake, ga humble brag, ga pamer – walau apalah Instagram tanpa pamer terselubung?).

Ah, ini ngomong apa sih? Pemanasan aja lah ya buat nulis. Asli, berasa aneh gini nulis panjang-panjang setelah sekian lama terbuai dengan Story sebagai microblogging tempatku berbagi hari-hari yang sebetulnya gitu-gitu aja.

Gitu-gitu aja maksudnya adalah… Setelah menelusuri Story ke Story orang tuh, kita jadi tahu sebetulnya jenis postingan mereka (atau diri sendiri) yang ketebak. Ada yang isinya Story berisi “add to story” ke link Instagram feed orang dengan quotes-quotes Islami/parenting/self love, story yang isinya suaminya lagi masak masakan enak tiap hari, story yang isinya kondisi rumah rapih jali lengkap dengan lipatan baju ala Marie Kondo, story yang isinya mukeeee semua (alias cakep banget kulit muka mbaknya), yang isinya foto pohon dan bunga, yang isinya celotehan anak, yang isinya foto masakan dia hari itu, yang isinya video bayinya segala rupa posisi dan pencapaian si bayi, yang isinya barang-barang mevvah, dll.

Termasuk jadi refleksi ke jenis postingan Story saya yang mungkin isinya kalau ga seputar kehidupan jajan, kehidupan (berusaha ngajak orang untuk) less waste, tentang #PapaAra dan jokes-nya, tempat yang dikunjungi dan mungkin itu lagi-itu lagi aja seputaran Bandung, sama tentang Azka dan Khalif. Bosen ga sih?

Ga tahu sih, tapi ya udah akhirnya saya putuskan untuk seminggu terakhir stop dulu main Instagramnya dan ga usah lihat-lihat Story orang. Too much aja, atau mungkin sayanya ga netral makan saya merasa “too much”?

Ah, ya, mungkin itu perasaan dik Chica saja.

Baiklah postingan perdana di 2020 ini begini saja dulu daripada makin absurd. Salam sehat untuk semua, dan doakan semoga saya bisa istiqomah mengisi tulisan-tulisan nirfaedah di blog-yang-tidak bisa- di-link-di-Instagram-profile-saya-entah-kenapa.  Huhu.

Ohya! Alasan kembali menulis karena abis baca ini.

2 thoughts on “Sebulan #DiRumahAja

  1. Aku setuju nih, perlu ya menghargai diri sendiri tanpa termakan sama pencitraan terselubung di Instagram. Akhirnya sebulan lalu, aku uninstall Instagram dan FB. Walaupun sesekali, sepintas saja scroll IG istriku. (godaan) hahahaa

Leave a reply to bermenung Cancel reply